KAMPAR(auranews.co.id) – Mantan Ketua DPRD Kabupaten Kampar Ahmad Fikri sangat kesal melihat adanya pembiaran ketika massa aksi memasuki ruangan Bupati Kampar saat melakukan demonstrasi di Kantor Bupati Kampar pada pekan lalu.
“Kok massa bisa masuk ke ruangan Bupati? ini seperti menelanjangi Bupati. Kantor Bupati itu merupakan simbol daerah yang perlu dijaga bersama-sama,” kata Ahmad Fikri kepada auranews.co.id, Rabu dini hari (15/7/2020).

Ia melihat massa aksi sengaja dibiarkan masuk dan terkesan ada sebuah skenario untuk mempermalukan Bupati.
“Tiga periode saya menjadi anggota dewan, belum pernah sejarahnya hal seperti ini terjadi, bahkan massa aksi ribuan. Ini para demonstran hanya berjumlah puluhan orang,” kesal Fikri.
Menurut Fikri, aksi demontrasi tidak lah dilarang di negara ini akan tetapi ada aturan yang harus ditaati.
“Kalau saya tidak salah tuntutan massa persoalan proyek. Kenapa massa harus demo di Kantor Bupati ? Bahkan sampai masuk ke ruangan Bupati. Seharusnya massa melakukan aksi di lembaga DPRD karena disitulah tempat menyampaikan aspirasi,” ungkapnya.
“Seolah-olah pemerintahan saat ini kosong, sebelum mereka aksi kan sudah ada surat resmi dimana titik-titik melakukan aksi, kok tidak dijaga dengan ketat?,” tanya pria yang akrab disapa onga ini.
Catur Sugeng Susanto, kata Onga, merupakan kader Golkar dan dia duduk menjadi Bupati karena dipilih oleh rakyat serta didukung oleh partai pengusung dan pendukung.
“Perlu digaris bawahi, Catur itu tidak sendiri, dia dipilih oleh rakyat dan didukung oleh partai pengusung dan pendukung,” kata Ketua DPD Golkar Kampar tersebut.
Sepengetahuan Onga, Bupati Catur sering berdialog dengan para kontraktor baik berdialog di Balai Bupati ataupun di Kantor Gapensi.
“Sampai saat ini, didalam hati saya masih bertanya-tanya, kok massa bisa masuk keruangan Bupati. Saya tidak ingin hal ini terjadi lagi, sudah jelas Bupati tidak ada ditempat yang lain pada kemana,” tegasnya.***

