BANGKINANG KOTA(auranews.id) – Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kampar, Hambali terlihat agak sedikit naik pitam melihat puluhan Tenaga Bantu Rumah Tunggu Kesehatan (TB RTK) yang melakukan aksi unjukrasa ke kantor Bupati Kampar, Senin (16/7) siang.
Diduga karena sedikit tersulut emosi, Hambali nekat melakukan aksi agak brutal dengan membanting sejumlah massa. Tak pandang bulu, Fitriani Winarti (24), asal Puskesmas Gunung Sahilan diduga hamil muda jatuh pingsan akibat didorong anggota Satpol PP.
Menurut informasi yang dihimpun, Kejadian ini berawal dari dorongan yang dilakukan oleh Kasatpol PP Kampar Hambali, ketika massa ingin melakukan orasi di depan pintu masuk kantor Bupati, saat itu posisi kantor sedang kosong, tidak lama kemudian Sekda lewat bersama orang kementrian dan membawa keruangannya. Sekitar 10 menit, dan Sekda tidak bisa memberikan solusi massa kembali ke bawah dan ingin meneruskan aksi.
Lantas aksi brutal petugas Penegak Perda spontan terjadi ketika koordinator aksi ingin membentangkan spanduk didepan kantor Bupati.
“Karena tidak ada solusi dari Sekda, lebih kurang 10 menit di ruangannya kami kembali kebawah dan bergabung dalam barisan, sebenarnya kami ingin melakukan orasi dan membentang spanduk, lalu Kasat langsung mendorong saya, ketika saya tanya ada apa bang, namun anggota pun mulai menyerang kami,” ungkap Rian yang merupakan koordinator aksi.
Senada dengan hal itu, Liza salah seorang TRK asal Puskesmas Gunung Sahilan juga menjelaskan akibat tindakan Kasatpol PP itu, dua orang rekannya yakni Dafit Dapijul (23) dan Fitriani Winarti pingsan hingga dilarikan ke RSUD Bangkinang.
“Kami datang ke kantor Bupati hanya ingin menuntut janji sekda, pada minggu lalu sekda berjanji akan mencarikan solusi untuk pembayaran gaji kami,” kata Liza.
“Lalu disusul oleh sejumlah anggotanya, Awalnya didorong oleh Kasatpol PP Hambali, dan Dafit salah seorang mahasiswa diduga diinjak oleh Kasatpol PP, kami akan melaporkan ke Polda pak,” ungkap Liza.
Namun pernyataan itu langsung dibantah oleh Kasatpol PP, Hambali, dia tidak mengakui dirinya menginjak ataupun menendang mahasiswa, namun ia mengakui ada mendorong karena massa yang memulai mendorong.
“Kita tidak ada menginjak ataupun menendang, hanya mendorong dan melarang massa untuk tidak memasang spanduk, karena mereka awalnya sudah ditemui oleh Sekda, namun mereka masih ngotot untuk melakukan memasang spanduk,” tuturnya saat dihubungi PWI Kampar.
Hingga berita ini diturunkan, Dafit yang terkena tendang bagian perutnya masih belum sadarkan diri, sedangkan Fitri yang diduga sedang hamil masih terseduh seduh dengan isak tangis akibat terjatuh didorong oleh petugas. (DEf)