Sabtu, Februari 8, 2025
BerandaDaerahUrusan Kesehatan yang Dilaksanakan Dinkes Kampar Amburadul

Urusan Kesehatan yang Dilaksanakan Dinkes Kampar Amburadul

BANGKINANGKOTA(auranews.co.id) – Amburadulnya urusan kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar sepanjang tahun 2019 terkuak saat rapat paripurna Laporan Keterangan Pertanggung jawaban (LKPJ) Bupati Kampar tahun 2019 di Gedung DPRD Kabupaten Kampar, Senin siang (11/5/2020).

Ternyata, banyak persoalan kesehatan yang menjadi temuan Panitia Khusus (Pansus) 1 DPRD Kampar. Semua temuan itu dibacakan langsung oleh Wakil Ketua Pansus 1 H. Mohd Kasru Syam saat rapat paripurna.

Pansus 1 mengambil sample dan melihat langsung di beberapa Puskesmas, diambil Puskesmas terbaik dan Puskesmas lainnya namun yang ditemukan dilapangan tetap sama permasalahannya. Banyak terjadi kelemahan dalam pelaksanaan kegiatannya baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan ataupun pemeliharaan.

Kasru tampak bersemangat membacakan persoalan-persoalan yang terjadi di Dinkes Kampar diantaranya kemampuan Petugas UPTD Puskesmas 24 jam tidak sesuai dengan disiplin ilmu atau bidang tugas contohnya banyak petugas UGD dari tenaga bidan padahal yang berkompetensi untuk petugas UGD adalah tenaga perawat. Lalu, bagian Farmasi (Obat-obatan) juga dipegang oleh perawat dan bidan padahal seharusnya Apoteker.

Kemudian, adanya penumpukan petugas pada beberapa UPTD Puskesmas terutama UPTD Puskesmas yang berdekatan dengan wilayah perkotaan sehingga Puskesmas lainnya kekurangan tenaga. Lalu, banyak dokter gigi yang tidak ada di UPTD Puskesmas sehingga ada penumpukan dokter gigi di UPTD Puskesmas tertentu.

Selanjutnya, lebih kurang 90% tidak berfungsinya fasilitas kesehatan seperti laboratorium , Dental unit di UPTD Puskesmas padahal sarana tersebut sangat dibutuhkan didalam mendiagnogstik penyakit oleh dokter.

“Selain itu, pendistribusian obat-obatan, alat kesehatan ke Puskesmas oleh Dinas Kesehatan tidak sesuai dengan kebutuhan permintaan dari Puskesmas,” kata Kasru Syam.

Ia mencontohkan, obat yang paling banyak dibutuhkan di Puskesmas adalah Paracetamol, Ombroxol, Bromhexin dan lainnya sementara Dinas kesehatan mendistribusikan obat diluar permintaan yang dibutuhkan seperti cairan infus metronidazol yang mana ini hanya digunakan oleh Rumah Sakit dan Puskesmas Rawat Inap sehingga pelayanan yang membutuhkan obat-obatan tersebut diatas tidak bisa dilaksanakan dengan baik dan mengakibatkan penumpukan obat yang tidak terpakai, maka banyak obat-obatan yang kadaluarsa.(***)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments