Kamis, November 6, 2025
BerandaDaerahKadis DLH Kampar Viralkan Gerakan Kumpul Biji Pada Diskusi Publik Ekspedisi Sungai...

Kadis DLH Kampar Viralkan Gerakan Kumpul Biji Pada Diskusi Publik Ekspedisi Sungai Kampar

PEKANBARU(auranews.id) – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kampar, Dr Aliman Makmur, PhD menjadi salah satu narasumber diskusi publik tentang Ekspedisi Sungai Kampar di Kedai Kopi Jalan Kamboja no 39 Tampan, Pekanbaru, Kamis (1/8/2019).

Acara ini ditaja oleh Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Hubungan Mahasiswa Ekonomi dengan Alam (Humendala) fe Unri bersama Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) dan WWF Central Sumatera.

Selain Kadis DLH Kampar, diskusi ini juga dihadiri oleh beberapa narasumber diantaranya Doni Fadhli dari Mapala Humendala, Okto Yugo dari Jikalahari dan Ratna Dewi dari WWF Central Sumatera.

Dalam pemaparannya, Doni menyampaikan bahwa Riau memiliki empat sungai besar dan salah satunya Kampar. Menurutnya, Sungai Kampar memiliki kontribusi besar bagi masyarakat Riau bahkan Sumatera karna adanya PLTA Koto Panjang.

“Sungai Kampar juga memiliki potensi wisata yang luar biasa, namun Sungai Kampar juga sangat bergantung pada tingkat elevasi air yang mana ketika hujan akan mengakibatkan banjir dan ada sekitar 7 kecamatan yang berada sepanjang DAS kampar terkena terendam banjir,” katanya.

Dengan beberapa catatan tersebut, kata Doni, Mapala Humendala ingin melakukan sebuah ekspedisi sungai dengan konsep pengarungan sungai, melakukan observasi kondisi Das, pemetaan daerah rawan bencana, reboisasi daerah gundul sepanjang Das, sosialisasi dan edukasi.

“Ekspedisi ini bertujuan untuk mencari data fakta yang berada disepanjang Das mulai dari pemyebab kekeruhan air dan sedimentasi Danau PLTA sampai melihat potensi wisata,” jelasnya.

Sementara, Kadis DLH Kampar, Dr Aliman Makmur, PhD, mengatakan bahwa kabupaten kampar memiliki fenomena nama sungai. “Anda boleh lihat bahwa sungai Nil di Mesir memiliki satu nama, yaitu sungai nil dari hulu sampai ke muara. Sungai Amazon di Amerika latin, juga satu nama dari hulu sampai muara. Sungai mekong demikian juga, sungai Kapuas, sungai Batang Hari dan banyak sungai lainnya, namun Sungai Siak yang kita kenal selama ini, pada saat aliran berada di Kabupaten Kampar sungainya bernama sungai Tapung, yang mengarah ke Hulunya yang satu berhulukan di bukit suligi dan yang mengarah ke kanan bernama sungai Tapung Kanan, dari sinilah asal-muasal sumber air Sungai Siak berwarna coklat sedangkan arah ke kiri sampai kehulunya tetap bening dan jernih, suatu fenomena tubuh air yg perlu pengkajian ke depannya,” ungkap Dr Aliman.

Khusus mengenai kualitas air Sungai Kampar, berdasarkan data fisik dan kimia air Sungai Kampar berada pada level dua menuju level tiga, ini artinya tubuh air tidak baik digunakan untuk mandi dan air minum. Penyebab penurunan kualitas air ini disebabkan adanya pemanfaatan ruang yang tidak pada tempatnya di hulu Sungai Kampar yang dilakukan oleh masyarskat yang nota benenya masyarakat miskin.

Oleh karena itu, Pemda Kabupaten Kampar sangat mendukung program WWF, mensejahterakan masyarakat kawasan hulu Sungai Kampar dengan dengan dukungan masyarakat DAS di daerah hilir.

Dr Aliman juga menyampaikan bahwa Pemda Kampar memiliki satu model pelestarian alam, pelestarian oksigen, pelestarian longsor, pelestarian kualitas air sungai, yaitu dengan nama Kampar menanam sejuta pohon.

Ini merupakan suatu gerakan membiasakan masyarakat untuk tidak membuang setiap biji dari buah yg dia makan, tetapi dengan menyemainya di dalam polibag atau dalam gelas aqua bekas.

“Coba anda bayangkan bila mahasiswa UIR ada 40.000 orang, UNRI 40.0000, Universitas Lancang Kuning 20.000 orang, tidak membuang biji yg dia makan 10 biji saja, maka saat nanti dia KKN, dia bawa untuk di tanam di desa, artinya sudah 1 juta pohon tertanam dalam 1 tahun. Tentunya dengan cara ini sangat mendukung program Gubernur Riau yang kita kenal Dengan Riau Hijau,” jelasnya.

“Saya harap mahasiswa Mapala, mari kita viralkan gerakan kumpul biji. Ini buat mahasiswa, dan untuk WWF tolong informasikan ke seluruh masyarakat Indonesia, gerakan Low cost High Yield, biaya murah dan manfaat besar,” kata Pria yang akrab dipanggil Tura itu.***

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments