BATU BERSURAT (auranews.id) – Sebagai aparat kepolisian seharusnya bertugas sebagai pengayom dan melayani masyarakat, bukan berpihak kepada pengusaha. Namun saat ini hal itu terjadi di Kelurahan Batubersurat, dua orang oknum anggota polri dari kesatuan Brimob kembali nyaris jadi bulan-bulanan warga.
Pasalnya dua orang oknum yang berpangkat brigadir itu ikut membeking perusahaan PT Sumatra Agro Tunas Utama (PT. SATU) milik orang cina yang bernama Hartono, yang melakukan perusakan tanaman sawit plasma masyarakat Batu bersurat yang berada di Sei Osang.
Dari pantauan auranews.id, pada Ahad (24/2/2019) siang, kegeraman masyarakat muncul setelah melihat ratusan bibit sawit yang telah ditanam oleh mitra masyarakat, PT Central Warisan Indah Makmur (CWIM) sudah dicabut dan dibuang oleh pekerja PT SATU.
Kejadian ini berawal saat ratusan masyarakat berbondong-bondong mendatangi lahannya dan terlihat bibit sawit yang telah ditanam bertumbangan.
Saat itu pekerja PT SATU sedang tidak berada dilokasi. Naas dalam kondisi emosi masyarakat melihat jonder milik PT SATU dengan sejumlah karyawan nya datang, dan massa lansung mengejar.
Saat itu ada dua orang oknum anggota brimob, yakni Brigadir Juma bersama Brigadir Anderson, serang perkataan mencaci maki terus dilontarkan masa kepada mereka.
Saling dorong-mendorong terjadi, beruntung emosi massa bisa diredam sehingga mereka oknum dan pekerja itu dibebaskan dan disuruh kembali ke markas.
Menurut informasi yang disampaikan tokoh masyarakat setempat M. Rossi Madsa, menyebutkan persoalan ini sudah bertahun tahun, dan bahkan tidak ada penyelesaiannya dari penegak hukum atau pemerintah.
“Persoalan ini sudah lama, Siapa yang tidak akan marah melihat tanamannya dirusak orang lain, dan tanah ini sudah jelas milik masyarakat Batu Bersurat hasil dari ganti rugi waduk PLTA,” kata lelaki yang akrab disapa Osip Rambo itu.
Sementara itu, Brigadir Juma oknu Brimob mengaku hanya menjalankan tugas dari atasan. Dirinya juga mengakui baru bekerja 15 hari.
“Kami baru 15 hari disini pak, kami mohon maaf, nanti kami pulang,” tutur Jumah dengan gugup.
Hingga berita ini diturunkan, persoalan ini belum mendapat solusi.
Penulis: Defrizal