BANGKINANGKOTA(auranews.id) – Saat ini, usaha dibidang ponsel cukup menggiurkan. Di Kabupaten Kampar saja, usaha ponsel ini sudah mencapai ratusan bahkan ribuan outlet, mulai dari pengusaha modal besar sampai pengusaha bermodal kecil. Khusus di Kota Bangkinang, pengusaha ponsel sudah berjumlah 64 outlet/konter lebih.
Agar tidak terjadinya kesenjangan sosial diantara pengusaha ponsel disebabkan adanya perbedaan harga jual minimal baik itu harga kartu paket, voucher, pulsa dan token listrik, maka didirikanlah Asosiasi Pengusaha Ponsel Bangkinang dan Sekitarnya (AP2BS).
“Asosiasi ini merupakan kesepakatan pengusaha-pengusaha ponsel di Bangkinang Kota dan sekitarnya ,” kata Ketua AP2BS, Syamsir Syarif, S.Kom kepada auranews.id didampingi beberapa pengusaha ponsel diantaranya Ida Ponsel, Edi Warman, Antique Ponsel, Hayatul Fikri, Fika Ponsel, Afrizal Tapak Lapan, AA Cell, Al Mahmud, BEnji Ponsel, Dedi, Semoga Sukses Cell, Syukri dan Afwan Ponsel, Selasa malam (27/11/2018).
Pengusaha-pengusaha ponsel ini juga sudah sepakat menyamakan harga jual kepada Konsumen, sehingga jika ada masyarakat yang ingin ke outlet/konter bisa dimana saja di Bangkinang Kota ini. “Harga jual sudah sama semuanya, konsumen tidak perlu repot-repot lagi berbelanja di konter yang jauh dari rumahnya. Jika konsumen menemukan ada konter yang melanggar aturan yang sudah dibuat, silahkan sampaikan laporannya ke AP2BS. Sanksinya sudah ada,” kata Syamsir.
Menanggapi terbentuknya AP2BS ini, salah satu konter yang beroperasi dijalan A Yani, Ida Ponsel yang berdiri tahun 2008, Edi Warman menyambut baik adanya asosiasi ini. Menurutnya, tidak aka nada lagi perang harga antara pengusaha-pengusaha ponsel.
“Yang jelas, sekarang pengusaha ponsel yang bermodal kecil bisa lebih sejaterah dan bisa bergantung hidup, tidak ada lagi perang harga,” kata Pemilik, Edi Warman.
Sementara itu, Pengusaha yang memiliki tiga Ponsel di Bangkinang Kota, Hayatul Fikri juga senada dengan Ida Ponsel. Sebagai pengusaha bermodal besar, dia tidak keberatan dengan aturan yang dibuat AP2BS.
“Saya sangat mendukung adanya asosiasi ini, dengan adanya asosiasi ini silaturrahmi akan terjalin sesama pengusaha ponsel,” kata Pemilik Antique Ponsel itu.
Sebagai Pengusaha Ponsel pemula, H. Arizal pemilik Fika Ponsel menilai AP2BS ini sangat bagus sebab tidak ada ang dirugikan malahan saling menguntungkan. “Saya kan baru berusaha dibidang ini, disamping dari segi materil, ilmu pengetahuan saya bertambah dibidang ini dengan adanya AP2BS,” terangnya.
AP2BS merupakan kesepakatan pengusaha-pengusaha ponsel yang beroperasi di Kota Bangkinang pada 20 November 2018. Dari 64 ponsel yang ada di Ibukota Kabupaten Kampar ini, setidaknya 54 ponsel sudah sepakat untuk mensetarakan harga jual kepada konsumen.
(NDs/AN)