KAMPAR(AuraNews) – Tanzil Hadid (27th) peraih medali emas Asian Games 2018 Cabor Dayung (Rowing) menjadi perbincangan masyarakat Kampar. Dia merupakan putra kelahiran Desa Teluk Paman Timur, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau.
Ternyata Tanzil bukan atlit yang langsung berprestasi seperti sekarang ini. Selama 10 tahun dirinya mendapat tempahan di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Provinsi Riau.
Pengurus Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Kabupaten Kampar, Repol, S.Ag, membeberkan bahwa Tanzil Hadid merupakan atlit yang di rekrut oleh PODSI Kampar pada tahun 2008. Dia mengetahui hal itu dikarenakan ia terlibat langsung dalam pencarian bibit atlit khususnya atlit dayung di semua Kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar.
“Alhamdulillah atlit yang saya rekrut bersama Ketua PODSI semasa di pimpin oleh Pak Ali Akbar berhasil menyumbangkan medali emas di ajang olahraga bergengsi di Benua Asia,” ungkap Repol kepada AuraNews, Sabtu (25/8/2018).
Kepada AuraNews dia menceritakan awal proses perekrutan Tanzil Hadid, “Kami melakukan perjalanan selama 15 hari berkeliling di Kabupaten Kampar, akhirnya kami berhasil mendapatkan 25 calon atlit dayung yang terdiri dari 3 atlit dari Kecamatan XIII Koto Kampar, 2 atlit dari Kecamatan Salo, 5 atlit dari Kecamatan Bangkinang, 3 atlit dari Kecamatan Bangkinang Kota dan 6 atlit dari Kecamatan Kampar Kiri,” terang Repol.
Masih terbayang dalam ingatan Repol dengan perjumpaan dengan Tanzil Hadid tahun 2008 silam di sebuah masjid di Desa Teluk Paman Timur.
“Sehabis shalat Jum’at saya dengan Pak Ali Akbar dan Syaruddin Pitobas sebagai pengurus (Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) bercita-cita menciptakan atlit dayung Kabupaten Kampar. Dengan menunggangi mobil Avanza yg saya miliki dan biaya pribadi, kami berkeliling Kabupaten Kampar mencari atlit dayung dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Provinsi Riau, dengan kriteria umur maksimal kelahiran tahun 1991 tinggi minimal 165 cm,” kata Repol.
Ditambahkannya, dari perjalanan selama 15 hari berkeliling Kabupaten Kampar kami berhasil mendapat 25 calon atlit dayung yg terdiri dari 3 atlit dari XIII Koto Kampar, 2 atlit dari Salo, 5 atlit Bangkinang , 3 atlit Bangkinang Kota, 6 atlit Kampar Kiri.
Setelah pertemuan tersebut dan pada hari yang telah disepakati Repol dan Ali Akbar kembali datang ke Kampar Kiri (Teluk Paman dan Kuntu) menjemput Tanzil. Lalu 25 atlit tersebut diboyong ke Danau Buatan Rumbai untuk cek fisik dan di tes oleh pelatih dayung PPLP yaitu Pak M. Amin dan akhirnya yang lolos hanya 11 orang untuk dititipkan di PPLP Provinsi Riau. Disitu semua kebutuhan makan, minum, penginapan, pakaian dan puding atlit ditanggung Pemprov Riau plus uang sakunya.
Setelah lolos seleksi maka saat itulah perjuangan Tanzil Hadid dimulai dengan 10 rekannya yang lolos seleksi.
“Sekolah mereka dititipkan untuk belajar di sebuah sekolah SMA di Rumbai, sewaktu ujian mereka kembali ke sekolah masing-masing, untuk Tanzil tentu ujiannya ke SMA 1 Kampar Kiri, Bapak H. Syahran Kadir adalah kepala sekolahnya sewaktu itu yang telah memberikan izin dan kemudahan (terima kasih Pak Syahran Kadir atas izin dan kemudahan yang telah diberikan),” ucap Repol.
Dari 11 atlit Kampar yang dititipkan, 2 orang berhenti karena lolos seleksi di kepolisian namun sayang yang lain tak mampu menghadapi beratnya beban latihan yang menguras energi.
Satu persatu mereka pulang kampung termasuk 2 orang sahabat Tanzil anak Desa Kuntu, Kecamatan Kampar Kiri.
“Kita jangan bayangkan Tanzil Hadid hari ini yang telah menjadi atlit nasional, tapi kita harus pikirkan dan bayangkan perjuangan Tanzil berjuang bermandikan air mata dan keringat, menguras tenaga dan pikiran dengan jadwal latihan yang luar biasa berat dan padat. 11 tahun yang lalu Tanzil Hadid bukanlah siapa-siapa, Tanzil Hadid anak kampung yang lugu dan malu-malu saat kami tawarkan jadi atlit PPLP,” cerita Repol.
Diakui Repol, saat ini beliau sudah berkeliling Indonesia baik pada perlombaan antar PPLP se Indonesia, PORWIL dan PON, bahkan berbagai kejuaraan di luar negeri, seperti di Australia, Belanda, Singapura pada ajang SEA Games dan Asian Games.
Dirinya selalu berpesan kepada Tanzil jika dapat hadiah, bonus dan gaji/uang saku jangan belikan kenderaan tapi buatlah kebun dan bantu orang tua, kalau beli kenderaan maka kenderaan tak bisa beli kebun tapi jika beli lahan dan buat kebun Insya Allah nanti bisa beli kenderaan dan buat rumah.
“Yang membuat saya bahagia adalah dari hasil keringat dan umur Tanzil yang masih muda beliau telah bisa memberikan bakti pada orang tuanya dengan mengumrohkan kedua orang tuanya,” tutup anggota DPRD Kampar dari fraksi Golkar tersebut.(FDr/Nds)