KAMPAR -(auranews.co.id)- Konstelasi politik pengisian Wakil Bupati (Wabup) Kampar saat ini masih belum banyak perkembangan.
Dari enam partai pengusung yang berhak mengajukan bakal calon wabup, masih belum sepakat mengusulkan dua nama untuk dipilih.
Polemik yang terjadi ini, mendapat sorotan tersendiri bagi H. Syartuni. Sebagai tokoh masyarakat, dirinya meminta Partai Koalisi berbesar hati untuk mendudukkan bagaimana Bupati Kampar H Catur Sugeng Susanto memiliki seorang wakil bupati.
“Kami sebagai Ninik mamak hanya mengharapkan agar Kampar itu menjadi lebih baik dari kabupaten lain,” ucap pria bergelar adat Datuk Paduko Majo itu saat dihubungi auranews.co.id, Jum’at (17/07/2020) siang.
Diketahui, Ada enam partai pengusung Pemerintahan Azis-Catur. PPP, Golkar, Gerindra, PKB, PKS, dan Nasdem. Semua memiliki hak sama mengajukan bakal calon wabup.
Golkar sudah mengisi jabatan Bupati melalui Catur Sugeng yang sebelumnya menjabat sebagai Wabup pendamping Azis Zaenal yang wafat.
“Kalau satu dari enam partai itu tidak sepakat, tentu persoalan ini menjadi tergantung. Keenam partai ini memiliki kesamaan hak dalam menentukan sikap,” katanya.
Saat ini, dirinya mengajak seluruh partai koalisi agar sepakat menentukan dua nama calon dalam waktu yang telah ditentukan.
“Yang diperlukan itu, partai koalisi sepakat mengusulkan dua calon minimal. Kemudian kalau dua calon sudah final nanti baru dipilih DPRD,” ajaknya.
Disatu sisi kata Syartuni, dilihat dari perkembangan yang terjadi saat ini, ada beberapa nama yang mencuat ke publik. Antara lain PPP Hendra Yani, Golkar Ahmad Fikri dan non partai Surya Darmawan.
Menurut Datuk Syartuni, wajar saja jika partai PPP menginginkan jabatan Wabup Kampar. Sebab, sebelumnya almarhum Azis Zaenal merupakan kader partai PPP yang menjabat sebagai Bupati.
“Hendra Yani, wajar-wajar saja jika partai PPP menginginkan jabatan Wabup, sebab Golkar sudah memiliki Bupati dari Golkar. Masuk dia sebagai calon ya wajar. Tidak masalah,” tandasnya.
Sedangkan kengototan Golkar, Datuk Syartuni meminta kelapangan dada untuk memberikan kesempatan kepada orang lain.
“Apakah Catur utusan kader dari Golkar atau tidak? Kalau memang dari Golkar, Ndak mungkin Wabup dari Golkar, Bupati Golkar. Sedangkan partai koalisi banyak, ada enam partai. Tidak bisa partai Golkar sendiri yang mengusulkan,” ucapnya sembari bertanya.
“Legowo lah. Berlapang dada lah beri kesempatan pada yang lain pula. Ini bukan persoalan pribadi. Bukan berarti Golkar tidak memiliki hak untuk mencalonkan, Golkar juga memiliki hak yang sama,” tambahnya lagi.
Nilai Sosok Surya Solusi Alternatif Partai Koalisi
Jika Golkar tetap kukuh menginginkan jabatan Wabup, maka bisa diprediksi kursi nomor dua Kampar bakal kosong.
“Barangkali, Surya bisa menjadi alternatif yang terbaik bagi koalisi dengan adanya calon non partai ini hingga membuat nyaman dan sepakat,” terangnya.
Dikatakannya, skenario ini bisa saja terjadi, jika partai A menolak, kemudian partai B juga, tentu alternatif bisa jadi solusi.
“Sudah dipastikan, melihat situasi kondisi perkembangan terkini, empat partai sudah mengerucut mengarah ke Surya,” bebernya.
Lanjutnya, kemunculan Surya Darmawan sebagai salah satu calon pengisi Wabup Kampar bukan sebuah kebetulan semata.
“Yang memunculkan Surya ini sudah pasti partai pendukung, tidak mungkin tanpa partai dia bisa masuk. Ada partai yang melamar, kalau tidak ada yang melamar tidak mungkin Surya muncul. Berarti ada kelebihan pada diri Surya,” pungkasnya.
Datuk Syartuni pun mengapresiasi mencuatnya generasi muda Kampar untuk mewakafkan dirinya sebagai pemimpin.
“Kita mengapresiasi, ada generasi muda energik yang ingin mewakafkan dirinya melalui partai. Partai kan menyambut, jadi apa salahnya, tentu partai sudah ada kajian, sudah punya perhitungan dan yakin pada Surya,” ucap Ketua LAK ini.
Syartuni menambahkan, kehadiran Surya bisa meredam pro dan kontra antar partai koalisi.
“Politik itu dinamis, kenapa Surya bisa muncul, tentu ada partai yang menginginkan. Hal ini menjadi penyelamat agar tidak terjadi pro kontra antar partai koalisi. Tapi kepastiannya kan di DPP,” menurutnya.
Terakhir, Datuk Syartuni hanya ingin Kabupaten Kampar menjadi daerah yang maju, lebih baik di masa depan dengan adanya Wabup pendamping Bupati Catur Sugeng.
“Kita hanya ingin menciptakan suasana situasi kondisi kondusif kabupaten Kampar kedepan, bagaimana generasi kita yang muda untuk memimpin kabupaten Kampar. Ini agar di Kabupaten Kampar tidak terjadi polemik, maka ada wabupnya. Kita mau wabup ini terisi dalam waktu yang telah ditentukan, jadi tidak terkatung-katung,” ungkapnya.
Sebaiknya mulai saat ini, partai koalisi itu memikirkan siapa sosok yang sesuai dengan bupati dalam artian sebagai wakilnya. Partai yang menyesuaikan, siapa yang layak diusung yang memungkinkan untuk mengisi jabatan wabup. (FLS)