Oleh: Defrizal
Demi mengharapkan simpatik dari masyarakat apapun akan dilakukan oleh seorang calon legislatif (caleg), kenapa tidak hal itu dilakuan dengan niat untuk mencuri hati masyarakat agar mendapat suara pada pemilihan nanti.
Caleg akan rajin menghadiri kondangan seperti pesta pernikahan, juga akan hadir kerumah orang yang sedang berduka. Sebesar dan sekecil apapun acara yang ditaja oleh masyarakat jika dia mendapat panggilan dari panitia ia akan datang menghadirinya.
Buktinya, dalam rangka peresmian peletakan batu pertama pembangunan Mesjid Jamiq di Desa Sibiruang, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Jumat (25/1/2019) siang dibuyuni oleh para caleg.
Dari pandangan penulis, sejumlah caleg untuk DPRD Kabupaten Kampar terlihat hadir 4 orang yaitu Rasdinal Golkar, Yoserizal Golkar, Yasrinaldi (Dewa) dan Defrizal dari partai Gerindra.
Caleg DPRD Provinsi Riau hadir Umul Saada dari golkar. Caleg DPR RI Masnur Golkar, Zulher Demokrat, Asrul Gerindra. Dalam kesempatan itu mereka terlihat sok ramah dan akrab sehingga melakukan atraksi yang kuno menyalami masyarakat menyapa emak emak yang sudah jompo.
Apasih pentingnya mereka datang? Dalam schedule kegiatan seremoni ini dilakukan oleh Para Kabupaten Kampar, karena Plt Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto berhalangan hadir sehingga diwakilkan kepada asisten 1 Aliman Makmur.
Yang menjadi pertanyaan bagi kita, setelah mereka ini nanti mendapat simpatik dari masyarakat dan terpilih menjadi wakil rakyat di parlemen ataupun di senayan, apakah mereka akan berbuat seperti itu? Apakah mereka akan kembali datang menengok rakyat yang ia salami, masyarakat ia sapa? Saya rasa tidak, karena sudah banyak buktinya, elit elit politik hanya memanfaatkan masyarakat untuk kepentingan ataupun mencapai kekuasaan.
Setelah didapatkan apa yang dia ingini, ya janji tinggal janji namun ekonomi rakyat juga tidak berubah. Toh, Politikus dan masyarakat seperti kacang lupa kulitnya.
Mereka akan lupa kepada masyarakat yang ia salam saat sosialisasi atau kampanye, mereka akan kembali datang menyalami kita di lima tahun akan datang.
Seperti yang telah sudah, anggota DPRD Kabupaten saja contohnya, setelah dirinya terpilih menjadi wakil rakyat, sepertinya ia tidak mau tau lagi dengan urusan dan kesusahan rakyatnya. Jangan kan meninjau masyarakat ke dapil masing masing, masuk kantor saja hanya 1 hari dalam satu pekan.
Kegiatan itu terus dilakukan oleh anggota DPRD Kampar, 45 orang anggota dewannya, hanya masuk kantor cuma diawal pekan. Kehadiran para wakil rakyat hanya membahas rute dan jadwal keberangkatan dengan dalil kunjungan kerja keluar daerah.
Siapa yang tidak tergiur dengan SPPD berjuta-juta perhari? Naiflah bagi orang yang mengatakan tidak suka dengan rupiah. Tapi apakah seperti itu wakil yang diinginkan masyarakat.?
Puluhan miliar anggaran APBD di DPRD Kampar pertahun dihabiskan hanya untuk hura-hura terbang kesana kesini.