Minggu, Mei 11, 2025
BerandaDaerahMulai Hangat, Ini Kandidat "Pendamping" Catur

Mulai Hangat, Ini Kandidat “Pendamping” Catur

KAMPAR (auranews.id) – Pasca wafatnya Bupati Kampar H. Azis Zaenal SH MM, beberapa waktu yang lalu mengakibatkan posisi yang ditinggalinya, di jabat langsung oleh wakilnya Catur Sugeng Susanto SH sebagai Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kampar.

Sehingga, posisi Catur sebagai Wakil Bupati Kampar pun kosong. Kini, muncul beberapa nama yang bakal mengisi jabatan strategis tersebut. Salah-satu isu yang mencuat mulai bermunculan.

Pada Pilkada 2017 yang lalu, pasangan Azis-Catur diusung sejumlah Partai diantaranya Golkar, PPP, Gerindra, Nasdem, PKS dan PKB. Dengan koalisi yang banyak, menyebabkan banyaknya nama yang muncul untuk siap mengisi jabatan Wabup.

Jika tak ada aral melintang, Catur Sugeng hanya menunggu waktu saja untuk dilantik sebagai Bupati Kampar definitif. Yang akan dilantik oleh Gubernur Riau atas persetujuan Kemendagri RI.

Menanggapi hal ini, kepada auranews.id Edwin Pratama Putra, SH, berbagi sejumlah aspek kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi pemimpin di Kabupaten Kampar.

“Yang pertama, tokoh tersebut harus punya kapasitas, kapabilitas yang dibutuhkan. Sebab, politik Kampar itu berbeda dari daerah lainnya,” ucap Edwin, yang juga caleg DPD RI dapil Riau nomor urut 27 itu kepada auranews.id, Sabtu (5/1/2019).

Edwin menjelaskan, bahwa perpolitikan di Kampar, untuk menjadi seorang pemimpin, harus memiliki daya nalar kritis dan tajam.

“Karena, masyarakat Kampar tidak hanya melihat dari sisi kulitnya saja. Namun, lebih kepada aqidah orang tersebut. Sukses juga dalam membangun keluarga, pendidikan serta pengalaman dalam meniti karir,” sambungnya.

Alumni SMA Negeri 1 Bangkinang 2008 ini juga menambahkan, ketika kriteria tersebut telah terpenuhi, barulah masyarakat Kampar akan menilai bersih atau tidaknya calon yang akan diusung.

“Sosok yang terpilih nanti, harus memiliki ruh visi pembangunan almarhum Azis Zaenal. Sebab, Kampar harus memiliki pemahaman kepemimpinan yang membangun dalam segala aspek yang riil,” tutupnya.

Munculnya sosok Birokrat

Dengan segala aspek kriteria yang disampaikan Edwin tersebut, auranews.id pun mencoba mengulas sejumlah sosok yang layak untuk menjadi orang nomor 2 di Kampar.

Dengan ada 6 partai pengusung (Golkar, Gerindra, PPP, Nasdem, PKS dan PKB) membuat banyak nama yang patut diperhitungkan untuk menjadi yang kedua.

Dari Golkar, berhembus kabar Ketua DPRD Kabupaten Kampar saat ini, Ahmad Fikri, SAg, kemudian Repol, SAg dan juga pengusaha muda sukses Amir Luthfi.

Namun, secara aspek etika dan moralitas politik hal tersebut sangat tidak baik dan memungkinkan itu terjadi. Karena sejumlah pertimbangan, akan menimbulkan sebuah pergesekan antar parpol koalisi.

Disebabkan, saat ini Catur Sugeng merupakan kader partai Golkar. Jika, posisi Bupati dan Wakil Bupati berasal dari partai yang sama akan sangat tidak baik bagi kelangsungan perpolitikan demokrasi di Kampar. Akan tetapi, semua hal bisa saja terjadi. Tergantung, rayuan jurus lobi melobi di elit politik pusat. Ditambah, Golkar merupakan partai dengan jumlah kursi terbanyak DPRD Kabupaten Kampar di partai koalisi Azis-Catur, dengan 9 kursinya.

Akan lebih bermartabat, jika Golkar mengambil kandidat diluar Golkar. Khususnya mengambil rekomendasi dari DPP partai PPP yang ditinggal almarhum Azis.

Selanjutnya Gerindra, merupakan partai pengusung pemilik kursi kedua terbanyak setelah Golkar dengan jumlah 5 kursi. Dengan posisi jumlah kursi tersebut, Gerindra sangat berpeluang besar untuk dapat mengambil jabatan Wakil Bupati. Nama yang layak untuk mengisi posisi tersebut, adalah Muhammad Faisal.

Faisal merupakan sosok tokoh politik yang tidak bisa diragukan lagi kemampuan dan pengalamannya, jika dilihat dari barometer penilaian yang disampaikan Edwin. Tidak menutup kemungkinan Faisal bisa saja melenggang menjadi Wabup Kampar. Dan ada juga nama Feri Adianto, yang saat selalu ini setia menjabat sebagai ketua DPC Gerindra Kampar. Apalagi namanya telah dimunculkan disejumlah media. Namun, hubungan politik Gerindra di kalangan elit Politik pusat, sangat tidak memungkinkan hal ini terjadi. Kalau pun terjadi, akan memakan waktu yang berlarut-larut.

Berikutnya PPP, partai ini merupakan rumahnya almarhum Azis Zaenal. Banyak hal yang bisa membuat PPP untuk tetap menjaga posisinya di eksekutif. Dengan segala pertimbangan kriteria, nama Aprizal, SE sangat layak mengisi posisi tersebut. Aprizal, merupakan sosok yang hampir memenuhi semua syarat kriteria. Dirinya berkecimpung di dunia pers hampir 18 tahun. Apalagi, Aprizal dikenal sosok yang ramah kepada siapa saja. Dengan segudang pengalaman yang dimiliki, Aprizal sangat berpotensi diusung menjadi Wabup Kampar.

Saat ini, Aprizal merupakan caleg DPRD Kabupaten Kampar partai PPP Dapil 2 nomor urut 5. Sebelumnya, dirinya juga sempat digadang-gadang untuk maju pada Pilkada Bupati Kampar 2017 yang lalu, sebagai bakal calon Wakil Bupati Kampar oleh sejumlah tokoh dari berbagai lapisan elemen masyarakat. Ya, Aprizal sudah mendaftar dan mengikuti tes sebagai peserta pilkada. Namun, niatan itu akhirnya diurungkan olehnya.

Kemudian ada juga nama Hendra Yani, Ketua DPC PPP Kabupaten Kampar, yang juga anggota DPRD Kabupaten Kampar. Namun, Hendra Yani dikenal sosok yang tak bermental dalam berpolitik. Kekurangan ini sangat tidak baik dalam mendampingi Catur Sugeng yang bukan putra daerah asli Kampar.

Selain itu, ada nama anak almarhum, Yuyun Hidayat dan Aprizal Hidayat. Tetapi, ada sekitar 500 Kabupaten di Indonesia, belum pernah ada terjadi posisi yang ditinggalkan oleh Ayahnya diisi oleh anaknya. Jika fenomena ini terjadi, bisa seperti sistem kerajaan. Kembalinya Monarki Absolut. Ini juga tidak baik bagi perjalanan demokrasi di Kampar. Namun, apapun itu bisa saja terjadi. Mengingat dan menimbang begitu cinta dan rindunya masyarakat akan sosok almarhum Azis Zaenal. Bisa jadi, PPP bisa mengambil posisi Wabup tersebut dengan jumlah 3 kursi yang dimilikinya.

Nasdem, memiliki 3 kursi di DPRD Kabupaten Kampar. Jika dikroscek secara kasat mata. Kader Nasdem saat ini secara market, tidak ada yang mencuat. Kalau pun ada, yang berpeluang hanya Syamsul Muhkamar. Secara karir, dirinya pernah menduduki kursi parlemen. Dan saat ini, ia menjabat sebagai ketua DPD Nasdem Kampar. Akan tetapi itu saja belum cukup memenuhi untuk mengambil posisi sebagai Wabup.

PKS, dengan 2 kursi yang dimilikinya memunculkan nama Ustadz Syahrul Aidi Ma’azat. Bisa saja, Syahrul mengisi posisi Wabup, dengan pertimbangan sejumlah aspek pribadi. Syahrul memenuhi syarat sebagai Kampar 2. Tetapi hubungan politik di pusat tidak memungkinkan hal ini terjadi.

PKB adalah partai yang unik. Nama Suharmi Hasan muncul sebagai kuat. Ya, di media sosial bahkan masyarakat telah menggadang-gadangkan nama Suharmi sebagai wakil Catur. Apalagi, Suharmi merupakan mantan anggota TNI. Ketegasan seorang pemimpin diperlukan dalam memimpin masyarakat Kampar, yang majemuk. Bisa jadi, dengan lobi yang kuat di pusat. Nama Suharmi lah yang akhirnya terpilih.

Ya, selain kandidat dari partai, saat ini berhembus juga kabar bahwa sosok Birokrat sangat layak untuk menjadi pemimpin Kampar 2. Saat ini muncul beragam nama, yakni Sekretaris Daerah (Sekda) Kampar, Drs Yusri. Yusri sudah sangat berpengalaman dalam dunia PNS. Hal ini sangat dibutuhkan untuk mendampingi Catur Sugeng. Yusri bisa menguasai di segala lini. Berbagai posisi selama PNS pernah diembannya. Jika dilihat, sosok Yusri berpeluang besar sebagai solusi yang tepat bagi partai koalisi yang berebut jabatan tersebut. Bila ini terjadi, Yusri bisa saja berancang-ancang demi kepentingan politik Kampar pada pemilu 2024 mendatang sebagai calon Bupati Kampar.

Kemudian muncul nama Azwan. Dirinya, pernah menjabat sebagai Kepala BAPPEDA Kampar, saat ini mengisi posisi sebagai asisten I Bupati Kampar. Apalagi, dalam diri Azwan mengalir darah seorang pejuang. Ya, pejuang tersebut adalah Panglima perang Kampar, Datuok Tabano. Azwan mewarisi darah pejuang, tokoh pahlawan Kampar.

Ada juga nama Ahmad Yuzar. Namun, namanya kurang familiar di kalangan masyarakat. Akan tetapi, dirinya sangat berpengalaman di dunia birokrat. Hampir sama dengan Azwan dan Yusri. Catur membutuhkan orang yang mengerti apa yang dibutuhkan Kampar saat ini.

Selanjutnya, muncul dari TNI. nama Dandim 0313/KPR Letkol Inf Aidil Amin Hasan. Tidak ada salahnya pria ocu yang bergelar Datuk Palo Panglimo Kampa tersebut mengisi posisi itu. Mengingat sosoknya sangat dekat dengan masyarakat. Akan tetapi, lebih baik dirinya mengakhiri karir di militer sebagai Jenderal. Ketika dirinya telah pensiun di militer, alangkah lebih indah, jika ia dicalonkan sebagai Gubernur ataupun Wakil Gubernur Riau di masa depan. Bisa saja hal ini terwujud. Sosoknya harus selalu dijaga untuk menjadi pemimpin masa depan Kampar dan Riau.

Kemudian ada juga dari generasi milenial, nama tersebut adalah Edwin Pratama Putra. Dalam dunia parlemen dan politik, Edwin 10 tahun berpengalaman sebagai staf ahli di DPD RI Insiawati Ayus. Pemikiran muda, cerdas dan energik, saat ini dibutuhkan Kampar untuk melakukan segala perubahan. Bisa dikatakan, Kampar saat ini sudah jauh tertinggal dari Kabupaten lainnya di Riau. Ini yang membuat Kampar, butuh pemikiran pemimpin muda. Dengan segala pertimbangan, hal ini bisa saja terjadi. Edwin juga mewarisi darah Panglima Perang Pahlawan Kampar, Datuk Tabano. Darah tersebut mengalir ke Edwin dari Ayahnya. Muda, berkarakter, berani dan cerdas, adalah modal yang sangat mumpuni bagi Edwin untuk menjadi calon pemimpin Kampar di masa depan.

Dalam menentukan posisi Wabup, saat ini publik dinilai sudah cukup cerdas untuk menilai pejabat publik yang akan menjadi wakilnya. Dengan mempertimbangkan rekam jejak siapa pun nama yang diusung sebagai calon wakil, masyarakat menghendaki pemimpin yang bersih, pemimpin yang transparan, pemimpin yang merakyat dan pemimpin yang melayani.

Mekanisme sosok yang akan diusung masing-masing partai, menunggu DPP Partai untuk mengeluarkan satu nama yang direkomendasikan. Lalu, barulah di buat SK. Kemudian nama tersebut di sampaikan dalam sidang paripurna DPRD Kampar. Dan nama yang muncul tersebut disampaikan kepada Gubernur, kemudian Kemendagri RI untuk dilantik.

Melihat peluang, secara perpolitikan. Partai PPP dan Golkar sangat berpotensi besar. Karena, jika nama yang muncul berasal dari kedua partai tersebut. Akan memudahkan proses pelantikan, sebab hubungan politik di pusat yang saat ini tergabung di Partai Koalisi yang mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin.

Kalau posisi Wabup tersebut dibiarkan terlalu lama kosong, akan menimbulkan kekuatiran. Bisa saja terjadi, gejolak dimana-mana. Mampu kah satu orang saja yang membawa Kampar ke arah yang lebih baik?. Kemungkinan, pemilihan posisi Wabup Kampar, akan dibahas setelah pemilu 17 April 2019 mendatang berakhir. Sebab, dengan segala pertimbangan. Bagi para caleg yang gagal di pemilu, bisa mengambil peluang sebagai Wabup. Bisa saja manuver politik di Kampar berjalan demikian.

Jika partai koalisi tetap terjadi deadlock, solusi alternatifnya adalah orang yang berada diluar partai. Posisi Wabup Kampar tidak boleh dibiarkan terlalu lama kosong. Sebab, Catur Sugeng membutuhkan seorang Wakil yang berasal dari putra daerah. Yang mengerti adat istiadat Kampar.

Menarik untuk disimak, siapakah sosok pendamping Catur Sugeng? Mari tunggu bersama-sama. Semoga orang tersebut, orang yang mengerti adat, budaya, agama dan bertuah.

Penulis: Fauzi Lalea Saputra

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments