JAKARTA(AuraNews.id) – Belum mereda dari bencana gempa dan tsunami Palu, Indonesia kini kembali berkabung atas tragedi terjatuhnya pesawat Lion Air JT610 jenis Boeing 737 MAX 8.
Maskapai penerbangan yang mengangkut 189 orang, dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang ini dilaporkan terjatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10). Jakarta Control kehilangan kontak dengan pesawat bernomor registrasi PK-LQP ini pada pukul 06.32 WIB.
Insiden mencekam ini disaksikan oleh beberapa kapten kapal yang berlayar di sekitar lokasi kejadian. Diantaranya adalah kapten Tugboat AS Jaya II, Rahmat Slamet.
Posisi kapal Rahmat saat itu berada sekitar 1,3 kilometer dari lokasi kejadian. Dengan jarak yang cukup dekat itu, Rahmat pun mendengar jelas suara ledakan dari pesawat.
“Kami melihat sudah posisi jatuh, jadi tinggal kelihatan ekornya saja. Tapi jatuhnya tidak lihat. Jadi setelah jatuh, air naik, baru terdengar suara ledakan. Meledaknya setelah masuk air,” terangnya, dikutip dari msn.com, Selasa (30/10/2018).
“Setelah itu kita lapor lewat radio, baru saya mendekat untuk mengamankan lokasi, TKP, sambil mengambil barang-barang yang sekiranya akan diidentifikasi,” sambungnya.
Setelah itu, menurut Rahmat, beberapa kapal lain termasuk kapal tangki milik Pertamina, mulai berdatangan ke lokasi untuk membantu.
“Setelah kami mendekat, ada kapal lain yang datang, tugboat lain yang lewat mendekat juga. Ada juga supply dari Pertamina, abis itu ada Pullmar, setelah itu baru Basarnas datang sekitar pukul 09.00 WIB lewat,” ungkapnya.(**)