SALO TIMUR (auranews.id) – Keberhasilan Aditya Firdika yang mewakili Kampar dan Riau bahkan terpilih sebagai Komandan Kelompok (Danpok) 17 Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional saat upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Indonesia yang ke-73 Tahun di Istana Merdeka, Jakarta menjadi buah bibir di seluruh penjuru Kampar dan Riau.
Adit merupakan siswa SMA Negeri 1 Bangkinang Kota, kelas XI jurusan IPS. Keberhasilan Adit tentu tidak terlepas dari hasil kerja kerasnya dan juga atas didikan pelatihnya di Paskibraka Kabupaten Kampar.
Ditambah, dukungan penuh orang tuanya Firdaus dan Ika Syuyarsi. Kedua orang tua Adit tersebut sangat bangga akan capaian prestasi yang telah diberikan Anaknya untuk mereka dan keluarga, maupun masyarakat Salo Timur.
Bahkan Adit, anak sulung dari 2 bersaudara kelahiran 23 Agustus 2001 ini mendapatkan apresiasi yang sangat besar dari masyarakat Salo Timur. Hingga Adit diarak menuju kekediaman di jalan Anggit, Dusun Koto Menanti, Desa Salo Timur.
Sayangnya, keberhasilan Adit ini tidak mendapat atensi dan penghargaan yang luar biasa dari Pemerintah Kabupaten Kampar. Tak ada terlihat satupun pejabat Kampar yang menyambut kedatangan Adit di Bandara. Tidak seperti rekannya Firra Amalianda yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi.
Namun, keberhasilan dan prestasi Adit tersebut ternyata ada cerita pilu dan miris hingga menyayat hati. Terkuaknya cerita kebenaran tersebut setelah Auranews menanyakan langsung kepada Firdaus dan Ika mengenai perjalanan Adit hingga diabaikan oleh pejabat Kampar.
“Sebelumnya kami sebagai orang tua tentu merasa sangat bangga, atas pencapaian Adit. Dan semoga selalu bisa membawa nama Desa lebih harum lagi,” ucap Ika kepada AuraNews, Kamis malam (23/8/2018).
Menanggapi tangisan kekecewaan Adit, Ika dan Firdaus menjelaskan apa hal yang membuat Adit begitu kecewa dan meluapkan emosi rasa sedihnya. Sehingga tak bisa lagi membendung tangisannya.
“Awal keberangkatan Adit menuju Jakarta, kami menggunakan mobil rental. Sebelumnya, kami telah berusaha meminta bantuan terhadap Dinas dan Pejabat terkait. Namun tidak ada respon yang baik dan bahkan kami diabaikan. Akhirnya, kami memutuskan untuk merental mobil demi tugas negara yang diemban Adit,” beber Ika.
“Sesampainya di Pekanbaru, kami disambut langsung oleh Gubernur Riau Ir. Arsyadjuliandi Rahman di rumah dinasnya. Serta didampingi oleh perwakilan Kemenpora RI di Pekanbaru. Dan diantarkan oleh Dispora Provinsi ke Jakarta,” ucap Ika.
“Apalagi disaat penyambutan kedatangan Adit di Bandara, tidak satupun pejabat Kampar yang datang menjemput dan menyambutnya. Mungkin dia (Adit) merasakan rasa haru ketika melihat temannya dari Kuansing mendapatkan sambutan yang luar biasa dari Pemkabnya. Apalagikan Adit telah berusaha, sekuat tenaga dan memberikan yang terbaik hingga terpilih menjadi Danpok,” jelas Ika.
Ika mengakui, bahwa Pemkab Kampar telah menghubunginya. Mereka (Pemkab) baru menghubungi Ika pada hari Kamis (23/8/2018) setelah Adit tiba di Pekanbaru. Sebelumnya tidak ada niat Pemkab untuk berinisiatif memberikan bantuan keberangkatan dan penyambutan Adit.
“Terima Kasih kepada seluruh masyarakat Salo Timur dan Kades Said Abdullah. Yang telah membantu dan berinisiatif memberikan sambutan yang luar biasa. Semua atas bantuan Pak Kades,” pungkas Ika.
Ditambahkan Firdaus, bahwa dia bersama Ika istrinya telah berusaha menemui para pejabat Kampar, bahkan telah sampai menemui Sektaris Daerah (Sekda) Kampar, Drs. Yusri. Namun hasilnya tetap sama.
“Saya dan Ika waktu itu telah bertemu Sekda Kampar, dan membicarakan mengenai keberangkatan Adit. Namun sayangnya, beliau mengatakan bahwa mengenai Paskibraka bukanlah tugasnya. Ada Dinas terkait yang menjadi tanggung jawab akan Paskibraka,” ujar Firdaus.
Padahal, karena tidak ada mendapatkan respon yang baik dari Dinas terkait. Maka dari itu mereka berusaha untuk minta bantuan Pejabat Kampar yang lebih tinggi.
Firdaus dan Ika menghimbau agar Pemkab Kampar lebih memperhatikan lagi pemuda-pemudi yang berprestasi. “Berikan apresiasi, dukungan dan motivasi kepada mereka. Mereka tidak mengharapkan materi. Akan tetapi mereka hanya meminta dukungan dan apresiasi dari Pemkab. Hargailah apa yang telah mereka berikan untuk Pemkab yang telah mengharumkan nama daerah,” tutup Ika.
Joni dari NTT dan Reza dari Maluku di pemanjat tiang bendera saja di apresiasi oleh seluruh masyarakat dan pemerintah Indonesia. Akan tetapi apresiasi tersebut baru diberikan setelah video mereka berdua viral di dunia Maya. Inilah cerminan pemerintah kita. Tetap semangat buat Aditya Firdika. Terimakasih telah mengharumkan nama Kampar. Selalu berkarya dan berprestasi. Semangat Putra Salo Timur !!(Uji)