Rabu, Desember 11, 2024
BerandaEkonomiRupiah Jeblok Di Titik Terendah Dalam Sejarah, Apa Sebabnya?

Rupiah Jeblok Di Titik Terendah Dalam Sejarah, Apa Sebabnya?

(auranews.id) – Pergerakan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) jeblok. Bahkan Ekonom Faisal Basri menilai, Rupiah yang menginjak level 14.271 dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI), telah mencapai titik terendah dalam sejarah.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menjelaskan, penyebab mata uang Negeri Paman Sam yang naik 108 poin terhadap mata uang Rupiah lantaran berbagai sentimen global. Di antaranya, perang dagang berlanjut, ekspektasi kenaikan fed rate 4 kali tahun ini, dan kenaikan harga minyak karena Trump serukan boikot impor minyak dari Iran.

“US Dolar index langsung loncat ke 95. Artinya dolar AS menguat terhadap mata uang dominan lainnya,” ujarnya kepada Jawapos.com, Kamis (28/6).

Sementara itu dari dalam negeri, data ekonomi yang di bawah ekspektasi, misalnya neraca perdagangan Mei kembali defisit di USD 1,52 miliar, defisit transaksi berjalan melebar dan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2018 beberapa lembaga dikoreksi turun sulit tembus 5,4 persen.

“Itu yang membuat pelaku pasar melakukan net sales di bursa saham dan pasar surat utang. Jadi efek sinyal kenaikan bunga acuan sangat kecil dampaknya,” tuturnya.

Bhima menyampaikan, untuk solusinya yang harus dilakukan oleh pemerintah dan otoritas terkait dalam jangka pendek, yaitu konsisten tingkatkan likuiditas valas di pasar dan intervensi cadev secara terukur.

Sementara, untuk jangka menengah panjang dengan memperbaiki segera kinerja fundamental ekonomi seperti ekspor, transaksi berjalan dan daya beli.

Selain itu, Bhima menambahkan, strategi lain yang dapat adalah buat Perpu UU Lalu lintas devisa, revisi soal DHE (devisa hasil ekspor) dimana eksportir wajib menanam DHE di bank domestik minimum 6 bulan seperti di Thailand.

“Dengan Perpu ini ada penguatan devisa dan permintaan Rupiah lebih terjaga,” tandasnya.

Sumber: JawaPos.com

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments