BANGKINANG KOTA(auranews.co.id) – Duka dan kesedihan sangat mendalam dirasakan oleh Arif Defri Arianto (18) salah seorang kontestan di Liga Dangdut Indonesia (LIDA) 3 tahun 2020, dengan berpulang kerahmatullah adiknya Haikal Jusli ada dari Junianto dan Susilawati warga Pendopo, Kelurahan Langgini, Kecamatan Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar.
Berita duka ini tentunya menjadi kesedihan yang sangat mendalam bagi Defri karena selama berada di Jakarta mengikuti karantina di asrama LIDA 3 di salah satu stasion televisi swasta nasional ia tidak bisa bertemu dengan adiknya.
Begitu mendengar kabar, ia mendapatkan izin dan ditemani panitia LIDA pulang untuk melihat adiknya sebelum dimakamkan.
Sontak saja kepulangan Defri ini menjadi heboh dan ramai karena ia baru saja tampil di ajang bergengsi demi masa depan sebagai yang bercita-cita ingin membahagiakan keluarganya termasuk adiknya. Defri baru dalam hitungan hari tampil di ajang kontestan LIDA 3 pada hari Kamis (06/02/2020) malam lalu, bersempena peringatan hari ulang tahun kabupaten Kampar ke-70 tahun.
Sampai di kediamannya, Defri dengan isak tangis langsung menuju tempat dimana adiknya di selimuti kain dan terbujur kaku menunggu kedatangan dirinya sebelum dimakamkan.
Tentu saja momen ini menjadi perhatian dan kesedihan bagi kedua orang tua dan kerabatnya serta para pelayat yang menyaksikan Defri melihat kondisi adiknya yang sangat disayanginya.
Tangisan Defri pecah, namun ia berusaha tegar dan sembari mencium jasad adiknya Haikal yang terbujur disampingnya. Sang adik meninggal dunia pada hari Senin (10/02/2020) malam, sekitar pukul 20:00 kemarin setelah dirujuk dari Rumah Sakit Norfa Husada Bangkinang ke RSUD Bangkinang.
Haikal menghembuskan nafas terakhir setelah mendapatkan pertolongan dari para medis di RSUD Bangkinang akibat insiden kecelakaan ketika mengendarai sepeda motor yang digunakan ketika itu di Jalan Ahmad Yani, Bangkinang Kota.
Defri sangat terpukul saat berada disamping jenazah adiknya, deraian air mata tidak mampu dibendung dan tumpah membahasi pipinya begitu juga para pelayat yang menyaksikan momet itu.
Dalam kesempatan itu, Defri menyampaikan kepada para pelayat untuk mendoakan adiknya agar diterima segala amal ibadah oleh Allah SWT dan diberikan kelapangan kubur.
“Defri mohon dengan hati yang tulus kepada bapak ibu, mohon doakan adik Defri diterima amal ibadah disisi Allah SWT,” ujarnya dalam kesedihan yang mendalam sembari menitiskan air mata karena mengenang sosok adiknya.
Ia sangat sayang kepada adiknya, karena kerinduan yang tidak terbendung setelah sekian lama berada di Jakarta mengikuti ajang LIDA 3, dirinya tidak bisa bertemu dengan adiknya. Begitu juga dengan kedua orang tuanya, hampir tidak ada waktu untuk bertemu.
Defri sempat menumpahkan kesedihannya karena tidak bisa bertemu dengan keluarganya terutama kedua orang tuanya sebelum dirinya tampil perdana di ajang LIDA 3.
Namun berkat bantuan yang diberikan Bupati Kampar H Catur Sugeng Susanto dan Sekretaris Daerah H Yusri, kedua orang tuanya bisa hadir langsung memberikan dukungan dan doa langsung saat dirinya tampil.
Kehadiran kedua orang tuanya, tentu berdampak pada penampilan ketika itu membawakan lagu berjudul “Keangkuhan”. Ia tampil sangat memukau dan sampai detik penentuan dukungan mendapatkan perolehan 28 persen dan mengamankan posisi nya di ajang LIDA 3 menuju 50 kontestan dari 76 peserta.
Defri merupakan peserta audisi yang lolos ke kontestan dan wakil dari provinsi Riau bersama Zahra dari Rokan Hulu.
Defri bahkan menumpahkan kesedihan lewat postingan media sosial bahwa ia sangat menyayangi adiknya. Ia mengaku sangat sedih atas meninggal adiknya karena tidak dapat bertemu sama sekali semenjak mengikuti ajang tersebut.
Kerinduan seorang abang terhadap adiknya tidak dapat kita bayangkan.
“Maafkan abang, abang belum bisa membahagikan adek. Abang ikut sama adek, abang ingin bersama adek, abang pulang sayang, tapi Allah lebih sayang adek,” kata Defri saat proses pemakaman.(RF)