KAMPAR(auranews.co.id) – Pemerintah Kabupaten Kampar memastikan lahan pertanian masyarakat yang terendam banjir pasca pembukaan pintu Spillway PLTA Koto Panjang diakhir tahun 2019 kemarin akan mendapatkan bantuan.
Hal itu ditegaskan Bupati Kampar, H. Catur Sugeng Susanto mengingat banyaknya persawahan masyarakat yang mengalami kerugian/gagal panen.
“Kita sudah membuat langkah identifikasi terhadap lahan yang terkena banjir,” kata Catur Sugeng saat dihubungi auranews.co.id, Selasa (21/1/2020).
Ia berharap agar Dinas Pertanian segera membuat upaya-upaya dan membuat program pasca banjir sehingga apa yang menjadi harapan masyarakat bisa terpenuhi.
Sementara Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Kampar, Hendri Dunan mengatakan Pemda Kampar sangat peduli terhadap petani khususnya petani padi yang lahannya terendam banjir.
Bantuan akan diberikan berupa benih. Sejauh ini, Dinas Pertanian memiliki dua alternatif untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang mengalami kerugian.
“Kami akan beri bantuan benih, untuk alternatif pertama kami sudah usulkan ke Cadangan Benih Nasional (CBN) terkait persoalan ini. Kami sudah mengirimkan data valid bahwa Kampar lebih kurang 800 hektar mengalami fuso pasca banjir kemarin,” ujarnya.
Menurutnya, setiap kabupaten ketika mengalami suatu bencana berhak mengajukan permintaan benih ke CBN. “Insyaallah, setiap tahun kita dapat bantuan dari CBN sebab beberapa tahun terakhir kita dilanda banjir,” katanya.
Untuk alternatif kedua, kata Dunan, bantuan akan diberikan melalui dana APBN dalam bentuk kegiatan pengembangan pangan.
“Kampar tahun 2020 mendapat bantuan benih sebanyak 1750 hektar dan bantuan ini akan diprioritaskan kepada lahan yang terkena banjir,” urainya.
Bantuan 1750 hektar ini diperkirakan akan turun bulan Februari atau Maret 2020. “Jadi, sekarang kami punya 2 alternatif untuk memberikan bantuan benih kepada petani yang mengalami kerugian pada banjir kemarin,” ungkapnya.
Jika bantuan CBN dikabulkan pusat, Dinas Pertanian pastikan bantuan benih seluas 1750 hektar dari APBN melalui kegiatan pengembangan pangan tetap dibagikan, berkemungkinan dibagikan ke petani lainnya.
“Yah, mudah-mudahan bantuan tersebut bisa cair dengan cepat,” harapnya.
Hendri juga mengakui peristiwa banjir di akhir tahun mengakibatkan tidak tercapainya target Dinas Pertanian.
“Kami kan sudah ada target dari pusat, dikarenakan banjir dan ada yang mengalami gagal panen, menyebabkan tidak tercapainya target kami,” katanya.
Dari data yang ada, seluas lebih kurang 1200 hektar lahan pertanian masyarakat terendam oleh banjir sehingga menyebabkan kerugian dan gagal panen.
“Dari 1200 hektar lahan, sebanyak 800 hektar mengalami fuso (gagal panen),” tandasnya.***