RENGAT (auranews.id) – Konflik Lahan yang terjadi antara masyarakat dengan PT CSS (Citra Sumber Sejahtera) yang berada di Kecamatan Peranap Kabupaten lndragiri Hulu (lnhu) makin memanas, dimana dalam dua hari belakangan digelar demo oleh masyarakat.
Bahkan pada hari kedua unjuk rasa (unras) yang dilakukan oleh ribuan warga dari Dusun IV dan Dusun V Desa Pauh Ranap dan dari Dusun Estapet Desa Pesajian Kecamatan Batang Peranap berakhir ricuh.
Akibatnya, dua unit mobil double cabin jenis Ranger BM 9572 AQ dan Strada BM 8072 TA milik perusahaan, PT. CSS) dibakar massa, setelah sebelumnya disandera dan dirusak warga pada, Kamis (7/2/2019).
Emosi ribuan warga mulai tersulut dikarenakan dijarenakan hingga pukul 15.00 WIB tidak satu pun perwakilan pemerintah bahkan Kepala Desa Pauh Ranap hadir ke lokasi unras.
Untungnya, sekira pukul 16.00 WIB rombongan aparat kepolisian yang dipimpin Kapolsek Peranap Iptu Sutarja bersama dengan Kepala Desa Pauh Ranap, Amri, tiba di lokasi unras sekaligus meredam emosi massa.
Kapolsek Peranap dalam kesempatan tersebut menyampaikan penyesalan nya terhadap peristiwa pembakaran tersebut.
“Mengapa harus ada pembakaran,” sesal Kapolsek kepada massa.
Pernyataan Kapolsek tersebut dijawab massa dengan meminta agar lahan milik mereka dikembalikan.
“Kembalikan hak kami, jangan lagi kami dijajah, lahan ini sudah kami beli dengan bukti SKGR yang diterbitkan Kepala Desa,” sorak massa kepada polisi.
Menurut Kapolsek, rombongan terlambat hadir ke tengah massa karena sebelumnya polisi bersama Kesbangpol Pemkab Inhu dan Camat melakukan rapat dadakan terkait situasi unras di Rengat.
Sementara itu Kepala Dusun V Citra Desa Pauh Ranap selaku Koordinator Unras Bambang, menjelaskan urgensi unras digelar ribuan orang masyarakat karena ulah PT CSS menyerobot ribuan hektar lahan pertanian dan perkebunan yang sudah diolah masyarakat Desa Pesajian dan Desa Pauh Ranap.
Sedangkan Kepala Desa Pauh Ranap, Amri, mengatakan, tuntutan masyarakat ke PT CSS untuk mengembalikan ribuan hektar lahan warga akan dimediasi bersama perusahaan pada Rabu (12/2/2019) pekan depan di Kesbangpol Pemkab Inhu.
Namun demikian, ajakan mediasi itu pekan depan ditolak massa dan mendesak tuntutan warga harus terjawab.
Massa menolak tawaran mediasi karena konflik lahan masyarakat vs PT. CSS sudah berlangsung dari tahun 2006 hingga sekarang tidak kunjung usai, bahkan aksi penyerobotan lahan oleh PT CSS semakin merajalela.
Sekda lnhu H. Hendrizal ditemui di Kantor Bupati lnhu Jum’at (8/2/2019) kemarin membenarkan tentang memanasnya unras antara masyarakat dengan PT. CSS.
“Saya bersama dengan beberapa kepala OPD serta Kapolres dan Dandim 0302 lnhu akan turun langsung kelokasi konflik,’ singkatnya.
Penulis: Ali Usman