Oleh: Datuok Palo Panglimo Kampa, Letkol Inf Aidil Amin Hasan
Hujan yang hadir setiap hari dalam seminggu ini tampaknya tak mengurangi kegembiraan kita, tidak kita maknai sebagai kesedihan tetapi sebagai anugerah kesejukan dan membuat bersyukur hati-hati orang yang beriman. Hari ini, dihari jadi Kabupaten Kampar, ucapan “Dirgahayu ke – 69 Kabupaten Kampar” dari saya selaku pribadi dan masyarakat Kampar, sekaligus sebagai Forkopimda juga disertai dengan rasa syukur atas kemajuan Kampar diusianya yang sudah senja jika diibaratkan usia manusia.

Bila di hari jadi ke-68 tahun lalu, saya sempat membuat tulisan bertajuk “tidak cukup basiacung, cindu gratis dan tarik tambang” dalam memaknai hari jadi Kampar yang berisi ungkapan dan harapan saya yang begitu besar di masa kepemimpinan Almarhum bapak Azis kala itu. Maka kali ini, dihari ultah ini, kembali saya mengungkapkan harapan besar saya akan kemajuan Kampar di bawah kepemimpinan Plt Bupati Catur Sugeng yang beberapa hari kedepan akan dilantik (definitif).
Lebih kurang 2 (dua) tahun periodesasi kepemimpinan Azis – Catur sudah dilalui, tentunya dapat kita rasakan kebaikan yang nyata hasil pemerintahan ini, dan ini merupakan bekal berharga bagi kelanjutan kepemimpinan yang akan di emban oleh Pak Catur kedepan. Selanjutnya, tentu kita menunggu ‘kakok tangan’ pemimpin kita ini berbuat untuk kemajuan dan pembangunan.
Sebagai pemimpin yang baru memegang kemudi, langkah awal yang
mafhum dilakukan adalah menyusun timnya untuk bekerja, karena tak mungkin seorang pemimpin itu bekerja sendirian. Harapan besar kami dalam hal ini adalah, perlunya pemimpin kita ini memiliki pertimbangan yang komprehensif, memandang dari berbagai sudut pandang. Disamping nanti menghasilkan tim kerja yang kokoh, memiliki kecakapan dalam dalam kerja, tim ini juga merepresentasikan nilai keadilan di tengah-tangah masyarakat.
Saya memandang komitmen keadilan ini perlu diawal- awal kepemimpinan. Manfaatnya sangatlah besar untuk persatuan dan suasana tenang dalam bekerja. Saat ini di akui atau tidak, kita masih menyisakan persoalan ketidakadilan dalam keterwakilan masyarakat dalam jalannya pemerintahan.
Adanya hiruk-pikuk yang bersumber dari kekecewaan berbagai kalangan masyarakat sangat mudah didengar di kedai-kedai kopi, diruang-ruang diskusi informal, di kantin-kantin sarapan pagi atau disudut-sudut ruang tamu warga, baik di kota Bangkinang maupun tempat lainnya di Kabupaten Kampar. Besar harapan akan meredahnya persoalan ini, sehingga itupun, tak syak lagi Pak catur diyakini akan mewujudkan menjadi simbol persatuan masyarakat Kampar.
Kaitannya dalam penyusunan tim kerja ini, jika masyarakat mencium aroma kewilayahan sebelumnya Alm Bapak Azis Zaenal sebagai simbol keterwakilan masyarakat tempatan (asli) bagian hilir (Ka ulak) tentunya pak Catur saat ini diharap menjadi perekat persaudaraan antara ‘Ka ulak dan ka mudiok’ (bahasa ocu: Hulu dan hilir).
Keterwakilan SDM terbaik masing – masing wilayah seperti Kampar Hulu ( XIII Koto Kampar), Kampar Hilir (Kampa dan Tambang) Wilayah Kampar Utara (3 Kecamatan Tapung) serta Kampar kiri dan Siak hulu dalam memimpin SKPD sesuai dengan latar belakang pendididikan sebagai wujud Persatuan bahwa pembangunan Kampar tak hanya milik segelintir orang, yang sejauh ini hanya mempertontonkan berpindah pindah SKPD (rotasi antar dinas) yang minim kemajuan.
Dasar Rotasi antar dinas dalam mengawaki SKPD atas pertimbangan kasihan dengan alasan menghabisi masa dinas alias Kasihan karna akan pensiun akan menimbulkan lemahnya kaderisasi SDM potensial yang kita miliki. seyogyanya Kampar sebagai Kabupaten tertua sudah memikirkan bagaimana kaderisasi SDM terbaik Kampar telah bisa menjadi duta – duta di berbagai kementrian pusat, bukan sebaliknya kesulitan mendapatkan orang yang tepat untuk suatu Jabatan supaya terjadi kampar lebih jaya sesuai tagar #kamparnaikkelas.
Target dan evaluasi sebuah SKPD dalam berkontribusi memajukan Kampar harus menjadi nilai persaingan hal positif antar SKPD. Sederhananya saja, kita bisa lihat dari produktif atau tidak dari segi anggaran. Bila hanya bisa menghabiskan APBD tanpa kepiawaian menggait program pusat ke daerah tentunya semua juga bisa.
2 tahun berjalan priode Pemerintahan (2017-2022) sudah dapat kita takar indikator keberhasilan dari program. Infrastruktur, Investasi dan Industri (3I). Seperti, sudah berapa banyak pembangunan jalan (infastruktur)? sudah berapa nilai investasi di Kabupaten Kampar dan sudah berapa perusahaan berdiri selama 2 tahun ini? bila sulit kita menjawab 3 pertanyaan tersebut, tandanya kampar menuju jalan yang sama dengan priode sebelumnya yang berkoar-koar dengan program 3 zero kala itu, dan ternyata, “betul betul ZERO” hasilnya.
Selaku putra daerah dan sekaligus secara dekat mengikuti pembangunan Kampar saat ini, sering sekali merasa iri dengan kemajuan pembangunan Kabupaten lain, padahal kabupaten itu adalah pemekaran dari kabupaten Kampar sendiri. Saya begitu merasakan energi dan inovasi perkembangan pembangunan, baik fisik maupun pemberdayaan manusia dan budayanya. Hal itu begitu terasa di Rohul dan Pelalawan. Sedangkan Kampar hanya mempertahan keunikan “Ompek ganjil, limo gonok”. Tentu ini tidak bisa kita teruskan, dan harus segera kembali ke track yang benar.
Selamat Ulang Tahun Kampar Negeri Serambi Mekah ke -69, dan Selamat menjabat Pimpinan Definitif – beberapa hari lagi- Bapak Catur Sugeng Susanto, Jadilah perekat kami dengan keadilan dan Kebijaksanaanmu. Semoga kedepan dibawah kepemimpinanmu, seluruh anak negeri yang potensial dan memiliki determinasi dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya demi kemajuan Kampar yang kita cintai ini. Jaya selalu Kampar dan menjadi negeri yang diberkahi Allah Subahanahu wa taala, Amin.

