KAMPAR (auranews.id)- Curah hujan yang tinggi melanda sejumlah daerah di Kabupaten Kampar belakangan ini mengakibatkan meluapnya sungai Kampar.
Ditambah pelepasan buka pintu Spillway gate setinggi 1,5 meter yang dilakukan pihak PLTA Koto Panjang menambah parahnya banjir di sejumlah daerah.
Akibatnya sejumlah rumah dan lahan pertanian masyarakat terendam genangan air. Apalagi hujan yang selalu terjadi tidak ada tanda akan berhenti.
Banjir yang terjadi menjadi momok menakutkan bagi petani palawija di Kampar. Sejumlah pertanian warga, terancam rusak dan gagal panen sebelum waktunya.
Pantauan auranews.id, di lapangan banyak lahan persawahan dan sayuran milik warga yang terendam banjir.
Bahkan beberapa di antaranya ada yang mulai menguning terancam mati. Kondisi tersebut cukup membuat risau para petani yang sebagian besar memang menggantungkan hidupnya dari bisnis bercocok tanam tersebut.
“Jika terus terendam banjir, akan merusak tanaman,” kata Fadrizal, Dusun V Karangan Tinggi, Desa Kuapan, Kecamatan Tambang, Senin pagi (10/12/2018).
Sebelumnya, ia mengatakan bahwa tanaman sawahnya terendam banjir. Dirinya tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi dirinya mengatakan tidak pernah mendapatkan bantuan apapun dari Pemerintah Kabupaten Kampar.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kampar, Henry Dunan saat dimintai keterangan oleh auranews.id mengenai pemetaan pertanian yang terendam banjir tidak pernah bisa dikonfirmasi.
Saat auranews.id mendatangi Kantor Dinas Pertanian, Henry Dunan berhasil ditemui . Namun, dia mengelak untuk diwawancarai. “Saya mau rapat dulu, nanti siang dihubungi,” kata Henry Dunan, Senin pagi.
Setelah itu, dari Senin Siang hingga Rabu sore, Henry Dunan tidak memberikan jawaban. Berkali-kali auranews.id menelepon ke nomor pribadinya di 081268356xxx, Henry Dunan tidak merespon.
Penulis: Fauzi Lalea Saputra