BANGKINANG KOTA (auranews.id)- Anggota DPRD Kabupaten Kampar, Repol SAg menanggapi dengan serius permasalahan banjir yang melanda ibukota Kabupaten Kampar, Bangkinang Kota.
Dirinya mengatakan terdapat solusi untuk mengatasi permasalahan banjir yang terjadi di Bangkinang saat ini.
Kepada auranews.id, Repol menyampaikan bahwa pada tahun 2009, saat dirinya masih menjadi Ketua Komisi IV DPRD kabupaten Kampar telah memberikan solusi atas penanganan pencegahan banjir yang terjadi di Bangkinang.
“Pada tahun 2009, saya telah mengajukan solusi kepada pihak eksekutif, yakni Pembangunan Kanal besar untuk menampung air. Namun, saat itu usulan saya kepada eksekutif tidak direspon dengan baik,” ucap ketua Komisi I DPRD Kabupaten Kampar fraksi Golkar itu didampingi Sekretaris AMPG Golkar Marwan SHi, Rabu (28/11/2018).
Menurutnya, saat ini Kota Bangkinang sangat membutuhkan pembangunan Kanal pembuangan air yang besar. Sebab, saluran air yang ada Kota Bangkinang sudah tidak memadai untuk menampung air, yang disebabkan curah hujan yang tinggi mendera Bangkinang.
“Ini bukti, bahwa Bangkinang sudah membutuhkan Kanal pembuangan air yang besar. Kalau tidak segera kita bangun secepatnya, hal ini akan kembali terjadi di kemudian hari,” tegas Repol.
Kisah banjir di Bangkinang saat ini menjadi contoh besar bobroknya perencanaan pembangunan Pemkab Kampar. Padahal, banjir di Bangkinang merupakan bencana akibat kelalaian Pemkab dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang menyebabkan terjadinya banjir.
“Coba kita belajar dan ambil contoh Kota Amsterdam di Belanda. Amsterdam adalah kota kecil yang dikelilingi oleh sungai. Kok bisa kota kecil dikelilingi sungai, tetapi tidak mengalami banjir?. Itu semua berkat langkah tepat yang diambil Pemerintah Kota Amsterdam dalam mengantisipasi terjadinya banjir dengan membangun sistem drainase yang baik untuk aliran air sungai. Harusnya kita juga membangun Kanal tersebut, dan harus diterapkan sesegera mungkin,” ketus Repol.
Dikatakannya, Banjir bukanlah cerita baru di Bangkinang. Dan rasa-rasanya Bangkinang jika musim hujan tiba, terjadi banjir dimana-mana. Belum lagi banjir yang menggenangi pemukiman-pemukiman penduduk.
“Ini masalah yang serius, jangan ditunda pembangunan drainase. Kalau tunda, nanti bisa saja kejadian yang sama terulang lagi,” terangnya.
Penanganan banjir di Kota Bangkinang, menurut Repol mesti dilakukan dengan skenario berskala besar dan untuk jangka panjang.
“Pemerintah harus segera melakukan upaya pencegahan di sejumlah titik. Agar tidak ada lagi genangan air setiap kali hujan turun maupun karena curah hujan yang tinggi,” kata Repol.
Penanganan dan antisipasi harus dilakukan sejak dini dan melibatkan semua pihak. Repol juga mengimbau agar semua pihak menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup.
“Saya mengusulkan agar sistem drainase di Bangkinang segera dibangun untuk mengantisipasi terjadinya hal yang sama dikemudian hari,” ujarnya.
“Drainase adalah salah satu dasar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang merupakan komponen terpenting dalam suatu perencanaan infrastruktur sebuah kota,” pinta Repol.
Selain persoalan curah hujan tinggi Repol menyebutkan faktor sumber daya air di Kota Bangkinang dipengaruhi oleh beberapa kondisi, antara lain seperti laju pertumbuhan urbanisasi terhadap perubahan tata guna lahan, sehingga berkurangnya daerah resapan air serta sampah pada drainase dan sungai.
“Untuk itu diperlukan penanganan yang komprehensif yang bisa menjadi guidance pengendalian banjir di Kota Bangkinang,” kata Repol.
Tanggapi pembangunan gedung 8 lantai.
“Saat ini, kita sangat menginginkan hal yang paling dibutuhkan. Kalau pembangunan gedung 8 lantai itu, saya rasa bukan keinginan masyarakat akan tetapi merupakan keinginan Pemkab Kampar,” pungkas Repol.
Dirinya mengkritik keras atas kebijakan Bupati Kampar yang tidak mendahulukan kebutuhan masyarakat.
“Saat ini, harusnya kita lebih mengutamakan kebutuhan, ketimbang keinginan,” tandasnya.
Repol menjelaskan, bahwa dirinya tak habis pikir, kenapa pemerintah begitu ngotot untuk segera merealisasikan pembangunan gedung 8 lantai tersebut di tahun anggaran 2019.
“Kita nilai saja, mana yang lebih urgent (penting) saat ini, mengatasi banjir atau membangun gedung 8 lantai yang belum sangat dibutuhkan masyarakat Kampar saat ini. Saya bukan tidak setuju, tetapi belum saatnya saja pembangunan gedung 8 lantai di bangun di Kampar,” tegasnya.
Sebab, masih banyak sektor penting yang harus dibenahi demi kepentingan masyarakat banyak.
“Banyak hal yang harus diselesaikan dan dibenahi secara berkala. Sekarang, yang kita dahulukan kebutuhan atau keinginan?,” Beber Repol.
Lebih lanjut Repol menyampaikan bahwa jika semua sektor vital yang berdampak langsung akan kepentingan masyarakat telah terpenuhi dan terealisasikan, maka dirinya siap mendukung pembangunan gedung 8 lantai tersebut.
“Sekarang ini, benahi dulu penanganan banjir ini, buat sistem drainase yang baik. Kerjakan yang wajib dulu, baru laksanakan yang Sunnah. Kalau semua sudah clear, siapapun akan mendukung demi kemajuan Kabupaten Kampar,” tutupnya.
Penulis: Fauzi Lalea Saputra