SALO (auranews.id)- Seorang pemuda inspiratif bernama Jarot yang berasal dari Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar mempelopori penanaman ubi kayu jenis Casesa di Desa Siabu, Selasa (20/11/2018).
Sebelum penanaman dilakukan, kegiatan diawali makan bersama dengan anak panti asuhan dari Bangkinang, dan dilanjutkan dengan doa bersama. Kemudian barulah penanaman ubi perdana dilaksanakan.
Pada acara tersebut, tampak hadir Datuk Ismail dari bangkinang yg sukses memperkenalkan kawasan Ulu Kasok ke masyarakat banyak, kemudian Syamsurizal dan lutfi dari Kadin kampar, H.Supirman dari Salo dan H. Zulfan dari Kuok, Doni dari Pekanbaru, serta perwakilan Pemerintah Kabupaten Kampar DR Ir Aliman Makmur Msi.
Kepada auranews.id , Jarot mengatakan bahwa penanaman perdana ini sebagai titik awal pola kemitraan swadaya masyarakat. “Nanti petani dapat membeli benih dengan setengah harga dan dengan kontrak kerja yang menguntungkan petani,” terang Jarot.
“Bibit yang digunakan adalah ubi kayu yg tahan hama khususnya dari hama babi,” sambungnya.
Sementara itu, DR Ir Aliman Makmur Msi yang merupakan Staf Ahli Bupati Kampar Bidang Ekonomi keuangan dan Pembangunan mengatakan bahwa usaha ubi kayu sangat menjanjikan untuk dikembangkan di Kabupaten Kampar.
Lebih lanjut Aliman mengatakan bahwa ubi kayu merupakan usaha masyarakat yang sustaibable dan berkelanjutan, sebab produksi yang dihasilkan merupakan bahan baku Industri.
“Artinya pemasarannya ubi sudah jelas. Memang banyak komoditi pertanian yang menjanjikan, namun karena out put yang dihasilkan tidak untuk bahan baku industri, jadi pemasarannya hanya bersifat temporer dan tidak berkelanjutan,” jelasnya.
Selain itu, Aliman juga menyampaikan bahwa disisi lain ubi kayu juga memiliki pasar penjualan yang jelas. Apalagi, didukung dengan aplikasi teknologi sederhana dan dapat ditanam di pekarangan rumah masyarakat.
“Pada satu hektar lahan saja dapat di tanami 10.000 bibit ubi dan setelah 8 bulan akan menghasilkan produksi rata-rata per Ha 40 sampai 50 ton per Ha,” pungkasnya.
“Dengan harga ditingkat petani saat ini Rp 1000 sampai Rp 1.400 per kilogram. Diharapkan, usaha ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Dan semoga saja masyarakat di daerah ini mendukung, demi menuju rakyat Kampar yang lebih sejahtera,” tutur Aliman dengan rasa optimis.
Editor: Fauzi Lalea Saputra