PEKANBARU(AuraNews.id) – Lapangan sepak bola Stadion Mini Kampus UIR yang becek tak menyurutkan semangat Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Badan Eksekutif Mahasiswa untuk tetap melaksanakan tugasnya menaikkan bendera merah putih pada peringatan Hari Sumpah Pemuda di Universitas Islam Riau, Senin pagi (29/10/2018).
Rektor UIR Prof. Dr. H. Syafrinaldi yang menjadi pembina upacara, tiba di stadion pukul 07.50 Wib. Hampir seribu mahasiswa dari berbagai fakultas dengan pakaian seragam almamater telah berbaris rapi di lapangan dibawah pengaturan masing-masing komandan regu. Hujan lebat pada Minggu malam membuat air tergenang di beberapa ruas lapangan. Termasuk di seputaran tiang bendera. Juga di tempat-tempat yang dilalui rombongan Paskibraka.
Prof. Syafrinaldi segera berbincang dengan Presiden Mahasiswa UIR, Hengky Primana menanyakan kondisi upacara. Upacara memperingati Hari Sumpah Pemuda tetap dilanjutkan walau dalam situasi lapangan berbencah dan Paskibraka harus berkubang bencah. Wakil Rektor II Ir. H. Asrol, Dekan FKIP Drs. Alzaber, Wakil Dekan I Fakultas Hukum bersama Wakil Dekan III Dr. Surizki Febrianto dan S. Parman, S.H., M.H., serta para Gubernur BEM masing-masing fakultas pun mengambil barisan.
Syafrinaldi mengatakan, 89 tahun lalu, tepatnya 28 Oktober 1928, sekitar 13 tokoh nasional dari seluruh pulau di Indonesia, mereka mewakili generasi pada saat itu telah berkomitmen untuk mengakui bertanah air satu Indonesia, berbangsa satu Indoneaia dan berbahasa satu Indonesia. Sekarang saatnya kita mengimplementasikan cita-cita yang telah mereka satukan. Ikrar bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu Indinesia hendaknya jangan hanya menjadi lips service, atau dibibir saja.
”Mari sama-sama kita wujudkan. Tidak ada kebencian, permusuhan sesama anak bangsa dan sesama mahasiswa. Kita boleh berbeda fakultas dan berbeda program studi atau berbeda asal usul. Semuanya tetap satu, yakni mahasiswa UIR, semua kita anak bangsa Indonesia,” kata Rektor.
Momentum Sumpah Pemuda, lanjutnya, mudah-mudahan mengingatkan kita bahwa kita satu Indonesia. Mari nilai-nilai ke-Indonesia-an itu sama-sama kita wujudkan dalam negara yang kita cintai ini. Kita tidak menginginkan adanya perpecahan dan pertumpahan darah antarsesama anak bangsa apalagi tahun ini merupakan tahun politik. Siapapun yang nanti terpilih menjadi pemimpin, dialah Presiden dan wakil presiden Indonesia.
”Sangat bodoh sekali kita hanya karena perbedaan pilihan kita berpecah belah, tidak bersatu. Kalau kita terpecah belah maka akan membuat bangsa ini menjadi mundur. Kampus yang penghuninya adalah kaum intelektual juga mundur ke belakang,” tegas Syafrinaldi.
Usai menjadi pembina upacara Syafrinaldi menyempatkan diri beramah tamah dengan mahasiswa, berfoto bersama termasuk dengan Paskibraka yang pakaiannya dilumuri lumpur dan percikan air saat mereka bertugas.(Rls)